Minggu, 01 November 2009

Lawan Kencing Manis dengan BUNCIS

Penyakit kencing manis atau bahas keren-nya diabetes melitus banyak diidap orang indonesia. Seorang penderita diabetes melitus memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi sehingga si penderita harus hati-hati dalam menerapkan pola makan. Dokter pun sering menganjurkan agar penderita disiplin dalam mengonsumsi obat, berdiet, dan melakukan olah raga, serta menjauhi stres. Banyak memang obat beredar di pasaran untuk mengobati diabetes tersebut, namun sering harganya mahal karena bahan-bahannya haruslah diimpor.

Bagaimana mau menjauhi stress jika untuk membeli obat yang harganya selangit saja susah
Beruntung, kini telah ditemukan obat yang murah meriah dan dapat diperoleh dengan mudah. Di pasar-pasar tradisional yang becek ketika hujan dan penuh debu saat musim kemarau, “obat” ini bisa dengan mudah didapatkan. Di supermarket2 pun ada, tapi kalau mau lebih murah memang lebih baik memilih di pasar tradisional. Kalau malas bepergian, kita cukup menunggu tukang sayur yang lewat depan rumah.

Lalu “obat” apa yang murah meriah itu?? BUNCIS. Ya, tepat. Tanaman yang buahnya mirip kacang panjang, tapi lebih pendek dan gemuk itu ternyata mampu mengobati penyakit diabetes melitus.
Hal tersebut terungkap dalam disertasi Yayuk Andayani, yang telah mempresentasikan penelitiannya berjudul “Mekanisme Aktivitas Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus Diabetes dan Identifikasi Komponen Aktif” untuk memperoleh doktor di kampus IPB.

Dalam penelitiannya, yayuk menggunakan tikus putih sebagai binatang percobaan. Tikus putih berusia tiga bulan itu oleh Yayuk diberi perlakukan induksi diabetes. Artinya, “dengan sengaja” si tikus putih dibuat mengidap diabetes melitus. Sebelum diinjeksi dengan diabetes, tikus tersebut telah diberi ekstrak buncis. Ternyata dalam waktu 30 menit setelah “dengan sengaja” dibuat menderita diabetes, tekanan gula darah tikus2 percobaan kembali normal, tanpa mengalami penurunan pada tingkat hipoglikemik (dibawah kadar gula normal).
Timbul pertanyaan, apa sih “kesaktiak” buncis sehingga hanya dalam waktu setengah jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal. Berdasar analisis yayuk, di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan “B-siosterol dan Stigmasterol”.
Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas.

Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus bila pankreas hanya sedikit menghasilkan insulin atau tidak mampu memproduksi sama sekali. Ternyata dua zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulinnya.

Selai dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak buncis terkandung karbohirat 7,81%, lemak 0,28%, Protein 1,77%, serat kasar 2,07% dan kadar abu 0,32 %. Bagi dunia kedokteran dan farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa dijadikan referensi untuk membuat obat diabetes denan mengekstrak Buncis. Tentunya banyak keuntungan yang diperoleh, terutama bagi masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah dan mudah di dapat dengan banyaknya bahany yang tersedia.

Bagi masyarakat, terobosan yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu. Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula dalam darah bisa turun. Pengolahannya pun tidak sembarangan. Manfaat buncis lebih terasa bila dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng, dengan tambahan daging, tentunya sama saja. Berbahagialah mereka yang kerap memakan lalapan buncis. Ternyata selain manis, buncis juga bisa mencegah dan menghilangkan penyakit kencing manis. Mau Coba?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar