Selasa, 13 Januari 2009

Jesus is really love you

Di ruangan itu.. Antara sadar dan tidak, aku merasa berada dalam suatu ruangan. Tak ada hal yang menarik disana, kecuali pada salah satu dindingnya, terdapat lemari dengan laci2 kecil, membentang dari lantai sampai langit2. Tiap2 laci berisi catatan-catatan sesuai dengan judul pada tiap-tiap laci.

Kudekati salah satu laci yang bertuliskan "Gadis-gadis yang kusukai". Kubuka laci tersebut dan
mulai membaca catatan-catatan yang ada di dalamnya. Aku terkejut, kututup laci tersebut, Aku mengenal semua nama yang tertulis disana..

Kini aku sadar, dimana aku berada. Ruangan dengan catatan-catatan yang ada di dalamnya merupakan ruang penyimpanan data kehidupanku.. Semua hal dalam hidupku tercatat secara terperinci disana. Heran, penasaran, dan takut berbaur menjadi satu.

Ku buka laci demi laci secara acak,ku baca tiap catatan yang ada di dalamnya Beberapa catatan memberikan sukacita dan kenangan manis, ada pula yang membuat aku malu, bahkan kecewa
terhadap diriku sendiri. Berbagai catatan mengenai kehidupanku ada disana, ada catatan yang
berjudul "Teman-teman", dan disebelahnya terdapat juga catatan yang berjudul "Teman-teman yang aku
khianati".

Catatan-catatan itu memiliki bermacam-macam judul, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang bagiku
cukup 'aneh', "Buku-buku yang aku baca", "Kebohongan yang pernah aku ucapkan", sampai kepada "Hal-hal yang telah aku lakukan ketika marah", dan masih banyak lagi...

Aku tak henti-hentinya merasa heran dengan apa yang tertulis didalamnya. Sering kutemui begitu banyak catatan, lebih banyak dari yang kuharapkan. Catatan ini merupakan sejarah kehidupanku.

Kartu2 ucapan ini begitu banyak, ribuan bahkan jutaan catatan ada di dalamnya. Semuanya benar, dibuat
dengan tulisan tanganku, bahkan ada tandatanganku pada setiap kartu. Tiba-tiba aku tersentak, "Catatan-catatan ini tidak boleh dilihat orang lain, tak seorangpun..!" Aku harus menghancurkan catatan2 ini. Aku mencoba mengeluarkan kartu2 ini dari lacinya, namun tiap2 kartu seolah melekat erat pada lacinya. Aku
berusaha sekuat tenaga, kucoba merobek catatan tersebut, namun kertas itu begitu keras, sekuat baja, aku tak dapat merobeknya. Tak berdaya. Aku mengembalikan laci-laci itu ketempatnya. Kusandarkan kepalaku ke dinding, malu, marah, kecewa, dan putus asa berbaur menjadi satu.

Lalu aku melihat sebuah laci, judulnya "Orang-orang Dengan Siapa Aku Berbagi Kasih Yesus". Kubuka laci itu, sangat ringan, ringan sekali, isinyapun hanya sedikit, bahkan dapat kuhitung dengan sebelah tangan.
Air mataku mulai bercucuran, aku menangis tersedu-sedu. Aku terjatuh, berlutut, dan menangis, airmata
mengaburkan pandanganku. Aku malu sangat malu, aku malu melihat perjalanan hidupku. Tidak ! Tak seorangpun boleh memasuki ruangan ini, rintihku. 

Tiba-tiba aku melihat Yesus berdiri di hadapanku. Aku tertunduk, tak sanggup berhadapan dengan Dia dalam keadaan seperti ini. Ia berjalan menghampiri laci-laci tersebut dan membaca catatan di dalamnya. Aku tak sanggup memandang wajahNya, aku takut. Ketika aku beradu pandang denganNya. Kulihat kesedihan yang sangat dalam dimataNya.. Jauh lebih dalam dari yang mampu aku rasakan. Ya Tuhan. Mengapa Engkau harus membaca semua itu..?? Setelah selesai membaca semuanya, Ia menghampiri aku.. Tampak penyesalan diwajah-Nya. aku tak sanggup memandang-Nya. Kutundukkan kepalaku dan menangis dengan sedih, aku orang yang berdosa.. Kemudian. Yesus merangkulku, tanpa kata, Ia turut menangis bersamaku. Tiba-tiba Ia berdiri, menghampiri laci2 itu dan mengeluarkan semua catatan itu. Satu-persatu dikeluarkan-Nya catatan itu, Ia tersenyum,sebuah senyuman pilu.. Lalu Ia mulai membubuhkan tandatangan-Nya di atas namaku. Tidak !!!! Yesus terlalu suci untuk membubuhkan nama-Nya diatas
dosaku. Kucoba merebut catatan2 itu. Lalu kulihat nama-Nya, menutupi namaku dan tanda tanganku. Nama Yesus tertera disana dengan tinta merah, tebal dan tampak hidup. Tidak, Itu bukan tinta, itu darah Yesus..
Kemudian Ia menghampiri aku, meletakkan tangan-Nya di pundakku dan berkata "Sudah Selesai" Yesus
membantuku berdiri, menuntunku keluar ruangan itu.. Ruangan itu terbuka, tak ada kunci disana. Yang tinggal hanyalah kartu-kartu kosong yang masih harus ku isi..

God Bless You... JESUS KNOWS ALL YOUR FAULTS BUT HE STILL LOVE YOU ANYWAY !!!! HIS LOVE FOR YOU IS SO PERFECT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar