Secercah harapan mulai bermunculan untuk diriku.
Satu per satu goresan cinta membuatku terhanyut dalam buaiannya.
Dan aku pun percaya bahwa ini semua mungkin saja keajaiban yang akan menjadi nyata.
Aku pun hanya berharap pada Tuhan yang mempersatukan cinta ini.
Karena ketidakpercayaanku dengan segala keajaiban ini.
Perlahan semua cinta yang ku rasakan mulai kupertanyakan pada Nya.
” Apa maksud Mu terhadap perasaanku ini ? ”
Oh, Tuhan apa benar pria ini adalah pemberian terbaik Mu untukku.
Perasaan itu pun akhirnya bagai kapal yang terombang – ambing.
Keraguan yang datang bertubi – tubi disetiap kesempatan bersama.
Dan keraguan ini pun mengingatkanku tuk tetap tegar menghadapi ujian ini.
Hingga akhirnya Tuhan membuka jawabannya untukku.
Cintanya padaku memang tulus adanya.
Namun pandangannya padaku tak pernah berubah dari sejak mula kami bertemu.
Ia mengasihiku hanya sebagai seorang kakak terhadap adiknya.
Walau dia bukan kakak kandungku, namun posisinya tak pernah akan berubah di diriku.
Keraguan yang dulu kurasakan akhirnya berubah menjadi suatu kelegaan.
Bagiku awalnya kelegaan itu memang sedikit menyakitkan.
Namun lama – kelamaan dapat merubahku menjadi lebih matang dan dewasa.
Dan sekarang aku dituntut untuk dewasa, kuat, tegar, dan menjadi pribadi mandiri yang utuh seperti harapannya.
Memories January,2006
Rabu, 22 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar