Manajemen Strategik
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir sebagai solusi
untuk memberdayakan keseluruhan perusahaan agar secara komprehensif dan
sistematis mampu mewujudkan visi dan misi tersebut.
Selam bertahun-tahun beragam konsep dan teori yang
menjelaskan strategi dikembangkan. Mulai dari menekankan perhatian pada
kemampuan perusahaan untuk maksimalkan sumber-sumber yang dimilikinya dalam
menjawab peluang dan tantangan serta berbagai ketidakpastian yang berasal dari
luar organisasi, sampai pada kajian yang menekankan pada kemampuan
sumber-sumber internal perusahaan untuk mendorong terjadinya keunggulan
kompetitif (competitive advantages) (Grant,1991). Namun demikian, terlepas dari
perdebatan tentang sudat pandang perencanaan strategis suatu perusahaan, kedua
aliran jelas memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya sasaran dan tujuan
perusahaan melalui cara-cara yang sistematis sehingga keberhasilan yang mungkin
terjadi dapat ditelusuri kembali.
Terdapat 3 pertanyaan yang
mendasari setiap gerak langkah perencanaan strategis, yaitu:
1.
Dimanakah
posisi perusahaan saat ini? Pertanyaan ini mengantarkan pada analisa tentang
situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa eksternal, analisa
internal, dan analisa kompetisi.
2.
Ke
mana perusahaan akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada logika mengapa suatu
perusahaan didirikan. Mission statement hadir sebagai arahan
korporasi/perusahaan (corporate direction), sementara itu tujuan jangka panjang
dan sasaran-sasaran jangka pendek hadir dalam
unit usaha (business unit direction).
3.
Bagaimana
cara perusahaan bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi disusun sebagai
arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Formulasi strategi dapat dikategorikan
ke dalam tiga kelompok, aras korporasi (corporate level), aras unit usaha
(business unit level), dan aras fungsi manajemen (functional level).
Pada prinsipnya, manajemen strategik terdiri atas tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap
Formulasi: meliputi pembuatan misi, pengidentifikasian peluang, dan tantangan
eksternal perusahaan, penentuan kekuatan dan kelemahan internal, pembuatan
sasaran jangka panjang, pembuatan pilihan-pilihan strategi, serta pengambilan
keputusan strategi yang dipilih untuk diterapkan.
2. Tahap
Implementasi (biasa juga disebut tahap tindakan): meliputi penentuan sasaran
tahunan, pengelolaan kebijakan, pemotivasian pegawai, pengalokasian
sumber-sumber agar strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Termasuk
didalamnya adalah pengembangan kultur yang mendukung strategi, penciptaan
struktur organisasi yang efektif, pengarahan
usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem
informasi, serta mengaitkan kompensasi pegawai dengan kinerja organisasi. Pada
tahap ini keterampilan interpersonal sangatlah berperan. Strategi bukanlah
sekedar aktivitas prblem solving, tetapi lebih dari itu strategi bersifat
terbuka (open ended) dan kreatif untuk mempertajam masa depan, dan strategi
juga harus dijalankan setepat mungkin (menghindari bias-bias yang tidak perlu
dalam setiap bagian struktur organisasi) .
3. Tahap
Evaluasi : meliputi kegiatan mencermati apakah strategi berjalan dengan baik
atau tidak. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi prinsip bahwa strategi perusahaan
haruslah terus-menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang selalu
terjadi dilingkungan eksternal maupun internal. Tiga kegiatan utama pada tahap
ini adalah:
a.
Menganalisa
faktor-faktor eksternal dan internal sebagai basis strategi yang sedang
berjalan,
b. Pengukuran
kinerja,
c. Pengambilan
tindakan perbaikan
Terlepas dari pendekatan perencanaan yang digunakan,
formulasi strategi harus berlandaskan pada pemahaman secara mendalam pada
pasar, kompetisi, dan lingkungan eksternal.
Empat tolak ukur yang digunakan untuk menguji baik atau
tidaknya suatu strategi:
1. Consistency
: strategi tidak boleh menghadirkan sasaran dan kebijakan yang tidak konsisten.
2. Consonance
: strategi harus merepresentasikan respon adaptif terhadap lingkungan dan
terhadap perubahan penting yang mungkin terjadi
3. Advantage
: strategi harus memberikan peluang bagi terjadinya pembuatan atau pemeliharaan
keunggulan kompetitif dalam suatu wilayah aktivitas tertentu (terpilih).
4. Feasibility
: strategi tidak boleh menggunakan sumber-sumber secara berlebihan dan tidak
boleh menghadirkan persoalan-persoalan baru yang tidak terpecahkan.
Menurut saya, yang merupakan pilihan model strategi terbaik
yang dapat diterapkan dalam dunia kerja saya di Grand Manhattan Club (industri
hiburan) adalah kombinasi dari Model Gordon E. Greenley dengan Model Gordon E.
Greenley.
Dalam Model Gordon E. Greenley dari beranekaragam latar
belakang dan pikiran yang berbeda, Gordon memberikan penjelasan sederhana
antara lain:
1.
Membuat
Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
2.
Membangun
misi dan tujuan organisasi.
3. Perumusan
Strategi
4. Pelaksanaan
Strategi
5. Pengendalian
Dimana kelima
proses ini satu sama lainnya berkaitan dan mengantarkan feedback.
Terdapatnya
FEEDBACK (umpan balik) dapat menjadikan setiap proses yang ada menjadi lebih
matang dan membuat segala dinamika yang terjadi baik di dalam perusahaan maupun
di luar perusahaan dapat dengan mudah diatasi. Mengingat maraknya
perusahaan-perusahaan sejenis yang belakangan ini muncul sebagai pesaing Grand
Manhattan Club, Feedback (umpan balik) pun yang akhirnya dapat menjaga
stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam segala persaingan keras yang ada di
industrinya sendiri (industri hiburan).
Namun Model Gordon
E. Greenley masih belumlah sempurna karena masih terdapat kekurangan yaitu
karena sederhananya penjelasan yang dipaparkan dalam model Gordon tidak menutup
kemungkinan bahwa model Gordon ini belum terlalu cermat atau hati-hati dalam
membuat strategi sehingga bisa saja nanti memunculkan kekeliruan. Dampaknya
nanti adalah ketika kekeliruan itu benar-benar terjadi nantinya maka dengan
sendirinya akan merugikan waktu dan materi. Untuk itu model ini butuh
penyempurnaan dengan mengkombinasikan model Steiner’s Model of Structure and
Process of Companywide Planning.
Steiner’s Model of Structure and Processof Companywide
Planning adalah model strategi yang lebih menekankan pada kehati-hatian dan
kecermatan dalam menentukan perencanaan dengan basic THE PLAN TO PLAN.
Adapun tahapan
model Steiner ini antara lain:
1. THE
PLAN TO PLAN à
menjadi basic dari setiap aliran informasi sampai pada proses akhir (Review dan
Evaluasi Perencanaan)
2. Perencanaan
Strategik, yang menjelaskan tentang :
-
Memperkirakan
apa saja yang diinginkan oleh pihal luar
-
Memperkirakan apa saja yang diinginkan oleh
lingkungan internal
-
Masukan dalam database apa yang ada di masa
lalu, sekarang, dan masa mendatang.
-
Analisis
yang diinginkan lingkungan ekternal dan internal (SWOT)
3.
Disusunlah
strategi induk (jangka panjang) dengan misi, tujuan atau sasaran, kebijakan,
dan sebagainya.
4.
Disusunlah
strategi jangka menengah dengan membuat program-program
5.
Disusunlah
strategi jangka pendek dengan membuat perencanaan
6.
Mengimplementasikan
perencanaan, dalam proses inilah disebut juga dengan Perencanaan Taktis
(Tactical Planning). Maksudnya adalah jikalau terjadi hal-hal yang tidak
diharapkan maka harus diatasi seketika itu juga.
7.
Proses
terakhir adalah Review dan Evaluasi Perencanaan.
Yang membuat Model
Steiner ini lebih unggul adalah setiap tindakan yang disusun penuh dengan
kehati-hatian atau tingkat kecermatan yang tinggi, inilah yang paling penting
untuk dilakukan agar tidak merugikan waktu dan materi. Dengan jenjang perencanaan sesuai dengan
tahapan jangka waktunya membuat kejelasan di dalam perencanaan. Satu lagi
keunggulan yang dimiliki dalam model Steiner adalah adanya Tactical Planning
yang apabila rencana tidak berjalan dengan semestinya maka dapat teratasi saat
ini juga, jadi jelas sudah dengan adanya Tactical Planning semua akan fokus
diarahkan dalam arah yang konsisten dan meskipun nantinya jika Plan A tidak
berhasil atau ada permasalahan dalam pelaksanaannya, maka dapat dilakukan Plan
B atau Plan C atau plan yang lainnya agar dapat segera teratasi dengan cepat
tanggap.
Kecermatan dan
kehati-hatian model Steiner dan proses simple dengan penjelasan sederhana yang
setiap prosesnya terdapat feedback (umpan balik) model Gordon, merupakan dua
model yang dapat dikombinasikan agar mendapatkan hasil strategi yang optimum.
Nama : THERESIA DEVEGA TIOMINAR
NIM : 11011065
Tidak ada komentar:
Posting Komentar