Matakuliah : Manajemen Operasional
Dosen : Drs Imam Wibowo
Produksi/Operasi :
Suatu
proses perubahan (Transformasi/konversi) Input menjadi Output.
Perubahan
dapat berupa tangible (nyata) dan intangible (tidak nyata)
Pada hakekatnya proses transformasi menciptakan
penambahan/peningkatan faedah/manfaat/nilai dari suatu input.
Dalam kegiatan operasi terdapat 5 (lima) komponen yang saling terkait,yaitu :
Output (produk) dapat berupa barang yang dihasilkan
oleh perusahaan Manufaktur, dan dapat berupa jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan Jasa.
Input
Input bagi suatu proses transformasi dapat dibedakan dalam
kategori sebagai berikut :
1.Bahan baku
atau bagian-bagian komponen untuk pemrosesan.
2.Konsumen untuk pemrosesan ulang.
3.Konsumen yang
berhubungan langsung dengan material, barang atau informasi untuk pemrosesan ulang.
Jadi, jika inputnya adalah bahan baku maka prosesnya adalah proses manufaktur,
tetapi jika inputnya adalah konsumen atau yang berhubungan dengan pelanggan
maka prosesnya adalah jasa.
Output
Kategori output (produk utama) adalah :
1.Barang-barang yang telah selesai diproses dan siap
dijual.
2.Pelanggan yang diproses.
3.Sesuatu yang diproses untuk pelanggan.
Faktor/Fasilitas
pendukung
1.Manusia.
2.Mesin dan Peralatan Kerja.
3.Energi.
4.Fasilitas,dan
5.Bahan baku
pembantu.
Yang dimaksud dengan bahan baku pembantu adalah bahan yang dipakai
selama operasi berlangsung,tetapi tidak terlihat pada produk akhir),seperti:
*Minyak pelumas
*Pakaian rumah sakit pada usaha pelayanan jasa kesehatan.
Dari kelima faktor pendukung tersebut di atas, modal tidak
dicantumkam karena modal bukan merupakan sumberdaya langsung. Modal (secara
fisik) tidak memberikan kontribusi langsung bagi proses transformasi,walau
demikian secara implisit modal berada dalam daftar tersebut karena kita
membutuhkan modal untuk masing-masing factor pendukung.
By-produck (Produk
Sampingan)
Hampir semua proses transformasi menghasilkan produk
sampingan. Di Perusahaan manufaktur, produk sampingan terdiri atas air,polusi
udara dan serpihan material. Sementara produk sampingan dari operasi usaha jasa
umumnya adalah kepuasan pelanggan dan beberapa limbah atau polusi.
Manajemen Operasi:
Merupakan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian proses transformasi input menjadi output.
Dari definsi Manajemen Operasi dapat dikatakan bahwa fungsi
dari Manajemen Operasi adalah menyediakan barang/jasa dengan menerapkan
fungsi-fungsi dasar dari proses manajemen.
Penyediaan barang/jasa merupakan tanggungjawab dari Manajer Operasi, karena harus dapat
mengaplikasikan fungsi-fungsi dasar manajemen (dengan kata lain Manajer Operasi
harus memiliki keahlian manajerial) untuk menghasilkan produk (barang/jasa)
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Pertanyaannya adalah
produk seperti apa dan bagaimana menghasilkannya?
Pentingnya mempelajari
dan memahami manajemen operasi.
Dari banyaknya alasan mengapa perlu mempelajari dan memahami
manajemen operasi adalah:
1.Bidang operasi
merupakan bagian termahal dari suatu organisasi/perusahaan, karena kegiatan
fungsi operasi menggunakan persentase terbesar pendapatan yang diperoleh
perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa.
2.Perkembangan
teknologi menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kegiatan fungsi
operasi.
3.Organisasi
perusahaan secara tipikal merupakan integrasi dari berbagai fungsi perusahaan
sehingga fungsi operasi dalam menyediakan barang/jasa dapat terlaksana dengan
baik.
4.Agar di dalam
melaksanakan kegiatan fungsi operasi dapat dicapai efisiensi.
Permasalahan yang ada
dalam berproduksi/operasi.
Sebelum Proses:
1.Perencanaan Kapasitas.
2.Perencanan
Letak/Lokasi.
3.Perencanaan
Bangunan.
4.Perencanan Layout.
5.Perencanaan
Lingkungan Kerja
6.Perencanaan system
informasi produksi.
Saat dan Setelah
Proses:
1.Perencanaan Produk dan Produksi.
2.Perencanaan dan pengendalian material.
3.Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.
4.Perencanaan dan pengendalian mesin.
5.Pengendalian Mutu.
6.Pengendalian biaya produksi,
7.Dan lain-lain.
Bidang Usaha Manufaktur
Dan Jasa
Perusahaan Manufaktur mereupakan perusahaan yang menghasilkan
barang (tangible/berwujud),sedangkan perusahaan Jasa merupakan perusahaan yang
menghasilkan Jasa (intangible/tidak berwujud)
Strategi
Operasi
Bagaimana kita dapat memuaskan konsumen (pelanggan)?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terpenting yang perlu ditanyakan kepada
setiap perusahaan. Kita ketahui bahwa keinginan dan kebutuhan konsumen sangat
beragam, hal ini menyebabkan perusahaan harus memiliki strategi operasi yang menyebabkan perusahaan menjadi berbeda dengan
perusahaan lainnya dan memiliki Keunggulan
Bersaing (competitive advantage).
Keunggulan
Bersaing adalah sesuatu yang dimiliki
perusahaan yang memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri.
Strategi adalah suatu rencana aksi (apa yang akan
dilakukan) organisasi atau perusahaan agar mampu bersaing dalam persaingan.
Michael Porter menegaskan bahwa untuk mampu bersaing maka perusahaan dapat
memilih salah satu dari tiga strategi generiknya yang terkenal yaitu :
Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership)
dan Fokus (Focus).
Strategi
Diferensiasi menitik beratkan pada
membangun persepsi konsumen atau pelanggan akan keunggulan yang dimiliki produk
yang dihasilkan perusahaan. Dapat dikatakan strategi ini mengambil konsumen dan
pelanggan sebagai pusat perhatian yang utama. Dengan demikian, perusahaan yang
menerapkan strategi diferensiasi harus dapat membuat produk yang memiliki keunggulan
bersaing. Seperti apa produk yang memiliki keunggulan bersaing ? hal ini
menjadi tugas atau tanggungjawab Manajer Operasi.
Strategi
Kepemimpinan Biaya Menyeluruh lebih
memperhitungkan para pesaing daripada konsumen/pelanggan. Perusahaan yang
menerapkan strategi ini harus dapat menjual produknya yang lebih murah
dibandingkan harga pesaingnya. Sekarang yang harus dijawab adalah bagaimana
caranya membuat produk dengan biaya produksi yang rendah sehingga harga jual
produk lebih murah dibandingkan harga jual produk pesaing?
Adapun untuk Strategi
Fokus dipakai oleh perusahaan yang ingin menghindarkan diri dari
konfrontasi langsung dengan para pesaingnya yaitu dengan cara
mengkonsentrasikan diri pada pangsa pasar yang lebih kecil (market niche).
Prinsip dasarnya adalah menggunakan Strategi Diferensiasi atau Kepemimpinan
Biaya Menyeluruh untuk melayani pasar tertentu dengan lebih baik daripada
pesaing.
Penerapan
Strategi
Perusahaan-perusahaan (manufaktur dan jasa) sebaiknya secara berkala dan rutin melakukan evaluasi
kekuatan dan kelemahannya sebagaimana peluang dan ancaman dievaluasi. Hal ini
sangatlah penting agar perusahaan dapat memposisikan diri berdasarkan
keunggulan bersaing yang dimilikinya, sehingga dapat memaksimalkan pencapaian
peluang dan meminimalkan ancaman.
Langkah-langkah tersebut di atas merupakan proses analisis
terhadap lingkungan yang dapat membantu perumusan strategi yang cocok untuk
perusahaan dan memudahkan dalam implementsi (penerapan) strategi. Penerapan
strategi yang berhasil membutuhkan identifikasi tugas-tugas penting untuk
mencapai sukses. Manajer Operasi harus dapat menentukan antara lain :
1.Tugas-tugas apa saja
yang harus dilaksanakan dengan baik untuk strategi tertentu.
2.Unsur-unsur manakah
yang mengandung kecenderungan kegagalan tertinggi.
3.Tugas manakah yang
menuntut komitmen tambahan,dan
4.Aktivitas-aktivitas
manakah yang akan membantu fungsi operasi memberikan keunggulan bersaing?
II. DESAIN PROSES Dan KAPASITAS
A. Desain Proses.
Mendesain ataupun menetapkan suatu
jenis proses produksi (Operasi) sangatlah bersifat strategis dan sangat
penting. Keputusan yang berkaitan dengan proses akan mempunyai pengaruh (untuk
jangka panjang) terhadap harga, kualitas, pengiriman/penyerahan dan
fleksibilitas operasi khususnya terhadap efisiensi produksi. Seperti yang
dijelaskan oleh Wickham Skinner (1979), keputusan pemilihan proses operasi
cenderung untuk mengikat perusahaan pada peralatan, fasilitas dan tenaga kerja
tertentu. Akibatnya hal ini akan membatasi pilihan keputusan strategi di masa datang.
Sebelum mengambil
keputusan tentang pemilihan proses produksi, rencana rencana rancangan produk
(barang atau jasa) harus diketahui. Serangkaian keputusan harus dilakukan
berkaitan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan antara lain dapatkah produk
dibuat? apakah tersedia teknologi untuk membuat produk? Apakah produk dibuat
untuk persediaan (make to stock) atau untuk memenuhi pesanan (make to order)?
Pertanyaan tersebut berkenaan dengan pemilihan teknologi. Bila teknologi telah
tersedia, maka barulah diambil keputusan untuk menentukan tipe/jenis proses
produksi yang akan digunakan.
Tipe-Tipe Proses
Produksi :
Tipe proses produksi yang pertama adalah aliran produk atau urutan operasi , dalam tipe ini terdapat tiga
jenis aliran proses,yaitu:
1.Aliran lini/garis. Aliran ini mempunyai ciri yaitu
aliran prosesnya telah baku
dan tetap, dengan produk yang telah terstandardisir dan mengalir dari satu
operasi atau gugus tugas (work station) ke operasi berikutnya dalam urutan yang
telah ditentukan. Setiap gugus tugas berhubungan dan harus seimbang sehingga
satu gugus tugas tidak menghambat gugus tugas berikutnya sebagaimana gambar di
bawah ini :
Ada kemungkinan terdapat aliran dari
samping garis,tetapi aliran tersebut akan berintegrasi pada aliran utama.
Dalam perusahaan manufacturing, aliran produk adalah sama
dengan aliran bahan mentah. Adapun di industri jasa yang murni, tidak terdapat
aliran fisik produk akan tetapi terdapat
urutan operasi yang dilaksanakan dalam penyampaian jasa tersebut.Urutan
operasi pelayanan jasa ini dapat dianggap sebagai “aliran produk” untuk
industri jasa.
Operasi aliran garis, dapat dibagi menjadi dua tipe sistem
produksi yaitu Proses Produksi Massa
(Mass Production) dan Proses Produksi Terus Menerus (Continuous
Production).
Proses Produksi Massa pada umumnya memproduksi produk
dalam jumlah yang banyak dengan serangkaian proses operasi yang sama dengan
proses sebelumnya,sehingga proses ini disebut juga sebagai repetitive process.
Produksi massa
juga bersangkutan dengan tipe operasi lini perakitan seperti yang digunakan
dalam industri barang-barang elektronik dan mobil.
Proses Produksi Terus
Menerus merupakan proses produksi yang
berkesinambungan (Continuous Production) ditandai dengan waktu produksi yang
relatif lama sehingga dapat dihindari kegiatan yang berupa persiapan untuk
menyusun aliran proses produksi dan penyetelan-penyetelan. Produksi terus
menerus tampak dalam industri kimia, kertas, baja, bir dan sebagainya.
Meskipun kedua operasi (produksi massa
dan produksi terus menerus) bersifat aliran garis, tetapi proses produksi terus
menerus lebih cenderung mempergunakan alat-alat dengan otomatisasi yang tinggi
dan memproduksi barang yang lebih baku.
Operasi-operasi garis biasanya efisien tetapi tidak fleksibel. Efisiensi ini
diakibatkan oleh substitusi proses operasi padat karya dengan proses padat
modal (capital intensive) dan standardisasi pengerjaan tugas-tugas rutin.
Tingkat efisiensi yang tinggi diperlukan untuk menutup biaya peralatan khusus
(special purpose) yang memiliki otomatisasi tinggi.
2.Aliran Intermittent
(Terputus-putus). Karakteristik
proses aliran intermittent adalah proses produksi dalam kelompok-kelompok
barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputus-putus. Pada
aliran ini, peralatan dan tenaga kerja diatur/diorganisir dalam gugus kerja
(pusat kerja) menurut tipe-tipe keterampilan atau peralatan yang serupa. Aliran
intermittent menggunakan peralatan yang multi guna (general purpose) dan tenaga
kerja dengan keterampilan yang tinggi sehingga operasinya sangat fleksibel jika
terjadi perubahan produk dan volume tetapi juga kurang efisien. Pola aliran
yang bercampur baur dan variasi produk yang banyak akan menimbulkan masalah
yang sulit dalam mengendalikan persediaan,penjadualan dan kualitas produk. Suatu
produk atau pekerjaan akan mengalir hanya melalui gugus kerja yang diperlukan.
Jadi aliran bahan sampai menjadi produk akhir tidak mempunyai pola aliran yang
pasti, seperti gambar di bawah ini :
Jika operasi intermittent dioperasikan mendekati kapasitas
maksimal,akan terjadi penumpukkan persediaan barang dalam proses yang tinggi
serta waktu proses pada gugus kerja akan menjadi meningkat. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan pada pekerjaan
apabila pekerjaan yang berbeda memerlukan peralatan atau tenaga kerja yang
sejenis pada waktu yang sama, sehingga mengakibatkan daya guna peralatan dan
tenaga kerja menjadi lebih rendah dibandingkan operasi pada tipe aliran garis.
Karakteristik yang
terlihat pada proses intermittent adalah peralatan dan tenaga kerja yang
memiliki keterampilan sejenis dikelompokkan bersama.