Rabu, 18 Januari 2012

MAGISTER MANAJEMEN UNKRIS



-------------------------------------------------------------------------------------



PILIH MATA KULIAH ANDA










 

--------------------------------------------------------------------------------


UP DATE PENGUMUMAN 

1.
Bagi yang belum pengumpulkan PAPER MAGIC pada tanggal 14 Januari 2012, masih dapat mengumpulkan menyusul. Batas terakhir pengumpulan PAPER MANAJEMEN STRATEGIK tentang PILIH 1 dari 7 Teori Strategi terakhir pada saat UAS yah 0",)TESSA 



2.
TUGAS TEORI ORGANISASI : Tolong buat PAPER aplikasi VISI, MISI, TUJUAN, PROGRAM-PROGRAM PERUSAHAAN/ORGANISASI kalian. Dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.




KOMBINASI MODEL STRATEGI GORDON DAN STEINER DI GRAND MANHATTAN CLUB


Manajemen Strategik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir sebagai solusi untuk memberdayakan keseluruhan perusahaan agar secara komprehensif dan sistematis mampu mewujudkan visi dan misi tersebut.

Selam bertahun-tahun beragam konsep dan teori yang menjelaskan strategi dikembangkan. Mulai dari menekankan perhatian pada kemampuan perusahaan untuk maksimalkan sumber-sumber yang dimilikinya dalam menjawab peluang dan tantangan serta berbagai ketidakpastian yang berasal dari luar organisasi, sampai pada kajian yang menekankan pada kemampuan sumber-sumber internal perusahaan untuk mendorong terjadinya keunggulan kompetitif (competitive advantages) (Grant,1991). Namun demikian, terlepas dari perdebatan tentang sudat pandang perencanaan strategis suatu perusahaan, kedua aliran jelas memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan melalui cara-cara yang sistematis sehingga keberhasilan yang mungkin terjadi dapat ditelusuri kembali.

Terdapat 3 pertanyaan yang mendasari setiap gerak langkah perencanaan strategis, yaitu:
1.      Dimanakah posisi perusahaan saat ini? Pertanyaan ini mengantarkan pada analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa eksternal, analisa internal, dan analisa kompetisi.
2.      Ke mana perusahaan akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada logika mengapa suatu perusahaan didirikan. Mission statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran jangka pendek hadir dalam  unit usaha (business unit direction).
3.      Bagaimana cara perusahaan bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok, aras korporasi (corporate level), aras unit usaha (business unit level), dan aras fungsi manajemen (functional level).

Pada prinsipnya, manajemen strategik terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
1.      Tahap Formulasi: meliputi pembuatan misi, pengidentifikasian peluang, dan tantangan eksternal perusahaan, penentuan kekuatan dan kelemahan internal, pembuatan sasaran jangka panjang, pembuatan pilihan-pilihan strategi, serta pengambilan keputusan strategi yang dipilih untuk diterapkan.
2.      Tahap Implementasi (biasa juga disebut tahap tindakan): meliputi penentuan sasaran tahunan, pengelolaan kebijakan, pemotivasian pegawai, pengalokasian sumber-sumber agar strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Termasuk didalamnya adalah pengembangan kultur yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif,  pengarahan usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta mengaitkan kompensasi pegawai dengan kinerja organisasi. Pada tahap ini keterampilan interpersonal sangatlah berperan. Strategi bukanlah sekedar aktivitas prblem solving, tetapi lebih dari itu strategi bersifat terbuka (open ended) dan kreatif untuk mempertajam masa depan, dan strategi juga harus dijalankan setepat mungkin (menghindari bias-bias yang tidak perlu dalam setiap bagian struktur organisasi) .
3.      Tahap Evaluasi : meliputi kegiatan mencermati apakah strategi berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi prinsip bahwa strategi perusahaan haruslah terus-menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang selalu terjadi dilingkungan eksternal maupun internal. Tiga kegiatan utama pada tahap ini adalah:
a.      Menganalisa faktor-faktor eksternal dan internal sebagai basis strategi yang sedang berjalan,
b.      Pengukuran kinerja,
c.      Pengambilan tindakan perbaikan

Terlepas dari pendekatan perencanaan yang digunakan, formulasi strategi harus berlandaskan pada pemahaman secara mendalam pada pasar, kompetisi, dan lingkungan eksternal.
Empat tolak ukur yang digunakan untuk menguji baik atau tidaknya suatu strategi:
1.      Consistency : strategi tidak boleh menghadirkan sasaran dan kebijakan yang tidak konsisten.
2.      Consonance : strategi harus merepresentasikan respon adaptif terhadap lingkungan dan terhadap perubahan penting yang mungkin terjadi
3.      Advantage : strategi harus memberikan peluang bagi terjadinya pembuatan atau pemeliharaan keunggulan kompetitif dalam suatu wilayah aktivitas tertentu (terpilih).
4.      Feasibility : strategi tidak boleh menggunakan sumber-sumber secara berlebihan dan tidak boleh menghadirkan persoalan-persoalan baru yang tidak terpecahkan.

Ada tujuh model strategi diantaranya: Andrew Model of the Strategy Formulation Process, Glueck’s Strategic Management Process Model, Steiner’s Model of Structure and Processof Companywide Planning, Thomson and Stack’and  Model, Sapp and Smith Strategic Management Process, Digman’s Integrated Strategic Management Process, dan Gordon E. Greenley.

Menurut saya, yang merupakan pilihan model strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam dunia kerja saya di Grand Manhattan Club (industri hiburan) adalah kombinasi dari Model Gordon E. Greenley dengan Model Gordon E. Greenley.

Dalam Model Gordon E. Greenley dari beranekaragam latar belakang dan pikiran yang berbeda, Gordon memberikan penjelasan sederhana antara lain:
1.      Membuat Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
2.      Membangun misi dan tujuan organisasi.
3.      Perumusan Strategi
4.      Pelaksanaan Strategi
5.      Pengendalian
Dimana kelima proses ini satu sama lainnya berkaitan dan mengantarkan feedback.
Terdapatnya FEEDBACK (umpan balik) dapat menjadikan setiap proses yang ada menjadi lebih matang dan membuat segala dinamika yang terjadi baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan dapat dengan mudah diatasi. Mengingat maraknya perusahaan-perusahaan sejenis yang belakangan ini muncul sebagai pesaing Grand Manhattan Club, Feedback (umpan balik) pun yang akhirnya dapat menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam segala persaingan keras yang ada di industrinya sendiri (industri hiburan).

Namun Model Gordon E. Greenley masih belumlah sempurna karena masih terdapat kekurangan yaitu karena sederhananya penjelasan yang dipaparkan dalam model Gordon tidak menutup kemungkinan bahwa model Gordon ini belum terlalu cermat atau hati-hati dalam membuat strategi sehingga bisa saja nanti memunculkan kekeliruan. Dampaknya nanti adalah ketika kekeliruan itu benar-benar terjadi nantinya maka dengan sendirinya akan merugikan waktu dan materi. Untuk itu model ini butuh penyempurnaan dengan mengkombinasikan model Steiner’s Model of Structure and Process of Companywide Planning.

Steiner’s Model of Structure and Processof Companywide Planning adalah model strategi yang lebih menekankan pada kehati-hatian dan kecermatan dalam menentukan perencanaan dengan basic THE PLAN TO PLAN.

Adapun tahapan model Steiner ini antara lain:
1.      THE PLAN TO PLAN à menjadi basic dari setiap aliran informasi sampai pada proses akhir (Review dan Evaluasi Perencanaan)
2.      Perencanaan Strategik, yang menjelaskan tentang :
-          Memperkirakan apa saja yang diinginkan oleh pihal luar
-          Memperkirakan apa saja yang diinginkan oleh lingkungan internal
-          Masukan dalam database apa yang ada di masa lalu, sekarang, dan masa mendatang.
-          Analisis yang diinginkan lingkungan ekternal dan internal (SWOT)
3.      Disusunlah strategi induk (jangka panjang) dengan misi, tujuan atau sasaran, kebijakan, dan sebagainya.
4.      Disusunlah strategi jangka menengah dengan membuat program-program
5.      Disusunlah strategi jangka pendek dengan membuat perencanaan
6.      Mengimplementasikan perencanaan, dalam proses inilah disebut juga dengan Perencanaan Taktis (Tactical Planning). Maksudnya adalah jikalau terjadi hal-hal yang tidak diharapkan maka harus diatasi seketika itu juga.
7.      Proses terakhir adalah Review dan Evaluasi Perencanaan.

Yang membuat Model Steiner ini lebih unggul adalah setiap tindakan yang disusun penuh dengan kehati-hatian atau tingkat kecermatan yang tinggi, inilah yang paling penting untuk dilakukan agar tidak merugikan waktu dan materi.  Dengan jenjang perencanaan sesuai dengan tahapan jangka waktunya membuat kejelasan di dalam perencanaan. Satu lagi keunggulan yang dimiliki dalam model Steiner adalah adanya Tactical Planning yang apabila rencana tidak berjalan dengan semestinya maka dapat teratasi saat ini juga, jadi jelas sudah dengan adanya Tactical Planning semua akan fokus diarahkan dalam arah yang konsisten dan meskipun nantinya jika Plan A tidak berhasil atau ada permasalahan dalam pelaksanaannya, maka dapat dilakukan Plan B atau Plan C atau plan yang lainnya agar dapat segera teratasi dengan cepat tanggap.
Kecermatan dan kehati-hatian model Steiner dan proses simple dengan penjelasan sederhana yang setiap prosesnya terdapat feedback (umpan balik) model Gordon, merupakan dua model yang dapat dikombinasikan agar mendapatkan hasil strategi yang optimum.

  
Nama     : THERESIA DEVEGA TIOMINAR
NIM      : 11011065


Jawaban Manajemen Keuangan THERESIA DEVEGA





Jawaban Manajemen Keuangan MARTIN GIRSANG









Selasa, 17 Januari 2012

MANAJEMEN OPERASIONAL

Matakuliah : Manajemen Operasional
Dosen        : Drs Imam Wibowo


Produksi/Operasi :
Suatu proses perubahan (Transformasi/konversi) Input menjadi Output.
Perubahan dapat berupa tangible (nyata) dan intangible (tidak nyata)

Pada hakekatnya proses transformasi menciptakan penambahan/peningkatan faedah/manfaat/nilai dari suatu input.

Dalam kegiatan operasi terdapat 5 (lima) komponen yang saling terkait,yaitu :





Output (produk) dapat berupa barang yang dihasilkan oleh perusahaan Manufaktur, dan dapat berupa jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Jasa.


Input
Input bagi suatu proses transformasi dapat dibedakan dalam kategori sebagai berikut :
1.Bahan baku atau bagian-bagian komponen untuk pemrosesan.
2.Konsumen untuk pemrosesan ulang.
3.Konsumen yang berhubungan langsung dengan material, barang atau informasi  untuk pemrosesan ulang.

Jadi, jika inputnya adalah bahan baku maka prosesnya adalah proses manufaktur, tetapi jika inputnya adalah konsumen atau yang berhubungan dengan pelanggan maka prosesnya adalah jasa.

Output
Kategori output (produk utama) adalah :
1.Barang-barang yang telah selesai diproses dan siap dijual.
2.Pelanggan yang diproses.
3.Sesuatu yang diproses untuk pelanggan.


Faktor/Fasilitas pendukung
1.Manusia.
2.Mesin dan Peralatan Kerja.
3.Energi.
4.Fasilitas,dan
5.Bahan baku pembantu.

Yang dimaksud dengan bahan baku pembantu adalah bahan yang dipakai selama operasi berlangsung,tetapi tidak terlihat pada produk akhir),seperti:
*Minyak pelumas
*Pakaian rumah sakit pada usaha pelayanan jasa kesehatan.

Dari kelima faktor pendukung tersebut di atas, modal tidak dicantumkam karena modal bukan merupakan sumberdaya langsung. Modal (secara fisik) tidak memberikan kontribusi langsung bagi proses transformasi,walau demikian secara implisit modal berada dalam daftar tersebut karena kita membutuhkan modal untuk masing-masing factor pendukung.

By-produck (Produk Sampingan)
Hampir semua proses transformasi menghasilkan produk sampingan. Di Perusahaan manufaktur, produk sampingan terdiri atas air,polusi udara dan serpihan material. Sementara produk sampingan dari operasi usaha jasa umumnya adalah kepuasan pelanggan dan beberapa limbah atau polusi.

Manajemen Operasi:
Merupakan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses transformasi input menjadi output.

Dari definsi Manajemen Operasi dapat dikatakan bahwa fungsi dari Manajemen Operasi adalah menyediakan barang/jasa dengan menerapkan fungsi-fungsi dasar dari proses manajemen.

Penyediaan barang/jasa merupakan tanggungjawab dari Manajer Operasi, karena harus dapat mengaplikasikan fungsi-fungsi dasar manajemen (dengan kata lain Manajer Operasi harus memiliki keahlian manajerial) untuk menghasilkan produk (barang/jasa) yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Pertanyaannya adalah produk seperti apa dan bagaimana menghasilkannya?

Pentingnya mempelajari dan memahami manajemen operasi.
Dari banyaknya alasan mengapa perlu mempelajari dan memahami manajemen operasi adalah:
1.Bidang operasi merupakan bagian termahal dari suatu organisasi/perusahaan, karena kegiatan fungsi operasi menggunakan persentase terbesar pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa. 
2.Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kegiatan fungsi operasi.
3.Organisasi perusahaan secara tipikal merupakan integrasi dari berbagai fungsi perusahaan sehingga fungsi operasi dalam menyediakan barang/jasa dapat terlaksana dengan baik.
4.Agar di dalam melaksanakan kegiatan fungsi operasi dapat dicapai efisiensi.

Permasalahan yang ada dalam berproduksi/operasi.

Sebelum Proses:
1.Perencanaan Kapasitas.
2.Perencanan Letak/Lokasi.
3.Perencanaan Bangunan.
4.Perencanan Layout.
5.Perencanaan Lingkungan Kerja
6.Perencanaan system informasi produksi.

Saat dan Setelah Proses:
1.Perencanaan Produk dan Produksi.
2.Perencanaan dan pengendalian material.
3.Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.
4.Perencanaan dan pengendalian mesin.
5.Pengendalian Mutu.
6.Pengendalian biaya produksi,
7.Dan lain-lain.


Bidang Usaha Manufaktur Dan Jasa
Perusahaan Manufaktur mereupakan perusahaan yang menghasilkan barang (tangible/berwujud),sedangkan perusahaan Jasa merupakan perusahaan yang menghasilkan Jasa (intangible/tidak berwujud)


Strategi Operasi
Bagaimana kita dapat memuaskan konsumen (pelanggan)? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terpenting yang perlu ditanyakan kepada setiap perusahaan. Kita ketahui bahwa keinginan dan kebutuhan konsumen sangat beragam, hal ini menyebabkan perusahaan harus memiliki strategi operasi yang menyebabkan perusahaan menjadi berbeda dengan perusahaan lainnya dan memiliki Keunggulan Bersaing (competitive advantage).

Keunggulan Bersaing adalah sesuatu yang dimiliki perusahaan yang memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri.

Strategi adalah suatu rencana aksi (apa yang akan dilakukan) organisasi atau perusahaan agar mampu bersaing dalam persaingan. Michael Porter menegaskan bahwa untuk mampu bersaing maka perusahaan dapat memilih salah satu dari tiga strategi generiknya yang terkenal yaitu : Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership) dan Fokus (Focus).

Strategi Diferensiasi menitik beratkan pada membangun persepsi konsumen atau pelanggan akan keunggulan yang dimiliki produk yang dihasilkan perusahaan. Dapat dikatakan strategi ini mengambil konsumen dan pelanggan sebagai pusat perhatian yang utama. Dengan demikian, perusahaan yang menerapkan strategi diferensiasi harus dapat membuat produk yang memiliki keunggulan bersaing. Seperti apa produk yang memiliki keunggulan bersaing ? hal ini menjadi tugas atau tanggungjawab Manajer Operasi.

Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh lebih memperhitungkan para pesaing daripada konsumen/pelanggan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini harus dapat menjual produknya yang lebih murah dibandingkan harga pesaingnya. Sekarang yang harus dijawab adalah bagaimana caranya membuat produk dengan biaya produksi yang rendah sehingga harga jual produk lebih murah dibandingkan harga jual produk pesaing?

Adapun untuk Strategi Fokus dipakai oleh perusahaan yang ingin menghindarkan diri dari konfrontasi langsung dengan para pesaingnya yaitu dengan cara mengkonsentrasikan diri pada pangsa pasar yang lebih kecil (market niche). Prinsip dasarnya adalah menggunakan Strategi Diferensiasi atau Kepemimpinan Biaya Menyeluruh untuk melayani pasar tertentu dengan lebih baik daripada pesaing.

Penerapan Strategi
Perusahaan-perusahaan (manufaktur dan jasa) sebaiknya  secara berkala dan rutin melakukan evaluasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana peluang dan ancaman dievaluasi. Hal ini sangatlah penting agar perusahaan dapat memposisikan diri berdasarkan keunggulan bersaing yang dimilikinya, sehingga dapat memaksimalkan pencapaian peluang dan meminimalkan ancaman.

Langkah-langkah tersebut di atas merupakan proses analisis terhadap lingkungan yang dapat membantu perumusan strategi yang cocok untuk perusahaan dan memudahkan dalam implementsi (penerapan) strategi. Penerapan strategi yang berhasil membutuhkan identifikasi tugas-tugas penting untuk mencapai sukses. Manajer Operasi harus dapat menentukan antara lain :
1.Tugas-tugas apa saja yang harus dilaksanakan dengan baik untuk strategi tertentu.
2.Unsur-unsur manakah yang mengandung kecenderungan kegagalan tertinggi.
3.Tugas manakah yang menuntut komitmen tambahan,dan
4.Aktivitas-aktivitas manakah yang akan membantu fungsi operasi memberikan keunggulan bersaing?





II. DESAIN PROSES Dan KAPASITAS

A. Desain Proses.
    Mendesain ataupun menetapkan suatu jenis proses produksi (Operasi) sangatlah bersifat strategis dan sangat penting. Keputusan yang berkaitan dengan proses akan mempunyai pengaruh (untuk jangka panjang) terhadap harga, kualitas, pengiriman/penyerahan dan fleksibilitas operasi khususnya terhadap efisiensi produksi. Seperti yang dijelaskan oleh Wickham Skinner (1979), keputusan pemilihan proses operasi cenderung untuk mengikat perusahaan pada peralatan, fasilitas dan tenaga kerja tertentu. Akibatnya hal ini akan membatasi pilihan  keputusan strategi di masa datang.
    
    Sebelum mengambil keputusan tentang pemilihan proses produksi, rencana rencana rancangan produk (barang atau jasa) harus diketahui. Serangkaian keputusan harus dilakukan berkaitan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan antara lain dapatkah produk dibuat? apakah tersedia teknologi untuk membuat produk? Apakah produk dibuat untuk persediaan (make to stock) atau untuk memenuhi pesanan (make to order)? Pertanyaan tersebut berkenaan dengan pemilihan teknologi. Bila teknologi telah tersedia, maka barulah diambil keputusan untuk menentukan tipe/jenis proses produksi yang akan digunakan.

Tipe-Tipe Proses Produksi :   
Tipe proses produksi yang pertama adalah aliran produk atau urutan operasi , dalam tipe ini terdapat tiga jenis aliran proses,yaitu:
1.Aliran lini/garis. Aliran ini mempunyai ciri yaitu aliran prosesnya telah baku dan tetap, dengan produk yang telah terstandardisir dan mengalir dari satu operasi atau gugus tugas (work station) ke operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap gugus tugas berhubungan dan harus seimbang sehingga satu gugus tugas tidak menghambat gugus tugas berikutnya sebagaimana gambar di bawah ini :


















Ada kemungkinan terdapat aliran dari samping garis,tetapi aliran tersebut akan berintegrasi pada aliran utama.
Dalam perusahaan manufacturing, aliran produk adalah sama dengan aliran bahan mentah. Adapun di industri jasa yang murni, tidak terdapat aliran fisik produk akan tetapi terdapat  urutan operasi yang dilaksanakan dalam penyampaian jasa tersebut.Urutan operasi pelayanan jasa ini dapat dianggap sebagai “aliran produk” untuk industri jasa.

Operasi aliran garis, dapat dibagi menjadi dua tipe sistem produksi yaitu Proses Produksi Massa (Mass Production) dan Proses Produksi Terus Menerus (Continuous Production).

Proses Produksi Massa pada umumnya memproduksi produk dalam jumlah yang banyak dengan serangkaian proses operasi yang sama dengan proses sebelumnya,sehingga proses ini disebut juga sebagai repetitive process. Produksi massa juga bersangkutan dengan tipe operasi lini perakitan seperti yang digunakan dalam industri barang-barang elektronik dan mobil.

Proses Produksi Terus Menerus  merupakan proses produksi yang berkesinambungan (Continuous Production) ditandai dengan waktu produksi yang relatif lama sehingga dapat dihindari kegiatan yang berupa persiapan untuk menyusun aliran proses produksi dan penyetelan-penyetelan. Produksi terus menerus tampak dalam industri kimia, kertas, baja, bir dan sebagainya.

Meskipun kedua operasi (produksi massa dan produksi terus menerus) bersifat aliran garis, tetapi proses produksi terus menerus lebih cenderung mempergunakan alat-alat dengan otomatisasi yang tinggi dan memproduksi barang yang lebih baku. Operasi-operasi garis biasanya efisien tetapi tidak fleksibel. Efisiensi ini diakibatkan oleh substitusi proses operasi padat karya dengan proses padat modal (capital intensive) dan standardisasi pengerjaan tugas-tugas rutin. Tingkat efisiensi yang tinggi diperlukan untuk menutup biaya peralatan khusus (special purpose) yang memiliki otomatisasi tinggi.

2.Aliran Intermittent (Terputus-putus). Karakteristik proses aliran intermittent adalah proses produksi dalam kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputus-putus. Pada aliran ini, peralatan dan tenaga kerja diatur/diorganisir dalam gugus kerja (pusat kerja) menurut tipe-tipe keterampilan atau peralatan yang serupa. Aliran intermittent menggunakan peralatan yang multi guna (general purpose) dan tenaga kerja dengan keterampilan yang tinggi sehingga operasinya sangat fleksibel jika terjadi perubahan produk dan volume tetapi juga kurang efisien. Pola aliran yang bercampur baur dan variasi produk yang banyak akan menimbulkan masalah yang sulit dalam mengendalikan persediaan,penjadualan dan kualitas produk. Suatu produk atau pekerjaan akan mengalir hanya melalui gugus kerja yang diperlukan. Jadi aliran bahan sampai menjadi produk akhir tidak mempunyai pola aliran yang pasti, seperti gambar di bawah ini :





Jika operasi intermittent dioperasikan mendekati kapasitas maksimal,akan terjadi penumpukkan persediaan barang dalam proses yang tinggi serta waktu proses pada gugus kerja akan menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena  adanya gangguan pada pekerjaan apabila pekerjaan yang berbeda memerlukan peralatan atau tenaga kerja yang sejenis pada waktu yang sama, sehingga mengakibatkan daya guna peralatan dan tenaga kerja menjadi lebih rendah dibandingkan operasi pada tipe aliran garis.

Karakteristik yang terlihat pada proses intermittent adalah peralatan dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sejenis dikelompokkan bersama.